Peran guru dalam proses belajar-mengajar , guru tidak
hanya tampil lagi sebagai pengajar (teacher),
seperti fungsinya yang menonjol selama ini, melainkan beralih sebagai pelatih (coach), pembimbing (counselor) dan manager belajar (learning
manager). Hal ini sudah sesuai dengan fungsi dari peran guru masa depan. Di
mana sebagai pelatih, seorang guru akan berperan mendorong siswanya untuk
menguasai alat belajar, memotivasi siswa untuk bekerja keras dan mencapai
prestasi setinggi-tingginya.
Kehadiran guru dalam proses belajar mengajar atau
pengajaran, masih tetap memegang peranan penting. Peranan guru dalam proses
pengajaran belum dapat digantikan oleh mesin, radio, tape recorder ataupun oleh
komputer yang paling modern sekalipun. Masih terlalu banyak unsur-unsur
manusiawi seperti sikap, sistem, nilai, perasaan, motivasi, kebiasaan dan
Iain-lain yang diharapkan merupakan hasil dari proses pengajaran, tidak dapat
dicapai melalui alat-alat tersebut. Di sinilah kelebihan manusia dalam hal ini
guru dari alat-alat atau teknologi yang diciptakan manusia untuk membantu dan
mempermudah kehidupannya.
Dengan demikian dalam sistem pengajaran mana pun, guru
selalu menjadi bagian yang tidak terpisahkan, hanya peran yang dimainkannya
akan berbeda sesuai dengan tuntutan sistem tersebut. Dalam pengajaran atau
proses belajar mengajar guru memegang peran sebagai sutradara sekaligus aktor.
Artinya, pada gurulah tugas dan tanggung jawab merencanakan dan melaksanakan
pengajaran di sekolah.
Yang akan dikemukakan disini adalah peran yang dianggap
paling dominan dan klasifikasi guru sebagai:
1)
Demonstrator
2)
Manajer/pengelola kelas
3)
Mediator/fasilitator
4)
Evaluator
1) Guru sebagai demonstrator
Melalui
peranannya sebagai demonstrator, lecturer, atau pengajar, guru hendaknya
senantiasa menguasai bahan atau materi pelajaran yang akan diajarkannya serta
senantiasa mengembangkannya dalam arti meningkatkan kemampuannya dalam hal ilmu
yang dimilikinya karena hal ini akan sangat menetukan hasil belajar yang
dicapai oleh siswa.
2) Guru Sebagai Pengelola Kelas
Mengajar dengan sukses berarti harus ada keterlibatan
siswa secara aktif untuk belajar. Keduanya berjalan seiring, tidak ada yang
mendahului antara mengajar dan belajar karena masing-masing memiliki peran yang
memberikan pengaruh satu dengan yang lainnya. Keberhasilan/kesuksesan
guru mengajar ditentukan oleh aktivitas siswa dalam belajar, demikian juga
keberhasilan siswa dalam belajar ditentukan pula oleh peran guru dalam
mengajar. Mengajar berarti menyampaikan atau menularkan pengetahuan dan
pandangan (Ad. Rooijakkers, 1990:1). William Burton mengemukakan bahwa mengajar
diartikan upaya memberikan stimulus, bimbingan, pengarahan, dan dorongan kepada
siswa agar terjadi proses belajar. Dalam hal ini peranan guru sangat penting
dalam mengelola kelas agar terjadi PBM bisa berjalan dengan baik.
Dalam hal ini tentu saja guru berharap siswa mau
belajar, baik dalam jam pelajaran tersebut atau sesudah materi dari guru ia
terima. Menurut Sagala (2003:12), belajar adalah kegiatan individu memperoleh
pengetahuan, perilaku, dan keterampilan dengan cara mengolah bahan belajar.
Proses belajar mengajar akan berlangsung dengan baik jika guru dan siswa
sama-sama mengerti bahan apa yang akan dipelajari sehingga terjadi suatu
interaksi yang aktif dalam PBM di kelas dan hal ini menjadi kunci kesuksesan dalam
mengajar. Dengan demikian proses pembelajaran terjadi dalam diri siswa.
3) Guru sebagai mediator dan fasilitator
Sebagai
mediator guru hendaknya memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang
media pendidikan karena media pendidikan merupakan alat komunikasi guna lebih
mengefektifkan proses belajar-mengajar. Dengan demikian jelaslah bahwa media
pendidikan merupakan dasar yang sangat diperlukan yang bersifat melengkapi dan
merupakan bagian integral demi berhasilnya proses pendidikan.
Sebagai
fasilitator guru hendaknya mampu mengusahakan sumber belajar yang kiranya
berguna serta dapat menunjang pencapaian tujuan dan proses belajar-mengajar, baik
yang berupa narasumber, buku teks, majalah ataupun surat kabar.
4) Guru sebagai evaluator
Dalam
dunia pendidikan, setiap jenis pendidikan atau bentuk pendidikan pada
waktu-waktu tertentu selama satu periode pendidikan akan diadakan evaluasi,
artinya pada waktu-waktu tertentu selama satu periode pendidikan tadi orang
selalu mengadakan penilaian terhadap hasil yang telah dicapai, baik oleh pihak
terdidik maupun oleh pendidik. Penilaian perlu dilakukan, karena dengan
penilaian guru dapat mengetahui keberhasilan pencapaian tujuan, penguasaan
siswa terhadap pelajaran, serta ketepatan atau keefektifan metode mengajar.
Blogger Comment
Facebook Comment